Minggu, 09 Mei 2021

 



Welcome to 2021 on 10 May !!!!

Terahkir  yang aku ingat nulis blog pada tahun 2019 karena waktu itu keterima di Pascasarjana Unpad Bandung dan sekarang mendekati kelulusan aku berniat untuk memulai menulis kembali. Semoga selalu bisa rajin menulis ya, Aamiin. :D

Kali in aku mau menulis masalah yang agak berat sih sebenarnya, yang dimana aku mengisahkan kehidupan ku yang kemas dalam bentuk Essay kemudian bercakap-cakap dengan seorang Tokoh Perempuan asal Nigeria Favoritku bernama Adichie. Dia adalah seorang Perempuan yang Speak up masalah relasi perempuan dan laki-laki  dengan prespektif dia sebagai perempuan Nigeria dan mau aku kombinasikan dengan cerita yang aku alami sebagai perempuan Indonesia.

So, Mari Kita Mulai Ceritanya ..

Antara Saya, Adichie dan Ijaewale

        Setelah membaca surat Chimamanda Ngozi Adichie, sastrawan Nigeria kepada Ijaewale, sahabatnya di buku “Dear Ijaewale or A feminist Manifesto in Fifteen Suggestions”, rasanya ada  kemiripan antara situasi mereka di Nigeria, dengan saya di Indonesia. Kami sama-sama hidup dalam sistem budaya patriarkal yang menindas perempuan. Sistem sosial yang memandang kedudukan laki-laki lebih berharga  ketimbang perempuan. Sehingga laki-laki sering dikenal dengan mahkluk yang kuat, berani, bijak dan pintar dibandingkan perempuan. Inilah akar ketimpangan gender di keluarga maupun maupun lingkungan.

    Chimamanda Ngozi Adichie adalah anak ke-5 dari 6 bersaudara. Ia gemar membaca buku.  Ia menyelesaikan kuliah kedokterannya di Nssuka pada 1997, sebelum melanjutkan studi Komunikasi dan Ilmu Politik di Amerika Serikat. Adichie membagi waktunya antara Nigeria dan Amerika Serikat, dia menerima gelar Master dalam penulisan kreatif dari University Johns Hopkins dan mempelajari sejarah Afrika di Yale University. 

    Salah satu karya  Adichie yang menginspirasi  ‘Dear Ijaewale’ berisi 16 anjuran mendidik anak menjadi seorang feminis. Paling saya ingat adalah langkah Ke-13 mengenai Percintaan. ‘Kau harus menjadi seorang Ibu yang bisa diajak berbicara apapun. Ajari dia bahwa mencintai bukan hanya soal memberi, tetapi juga menerima’, kata Adicie dalam bukunya. Menurut Adiche, kebanyakan para ibu mengajari kepada gadis gadis bahwa komponen terbesar kemampuan mereka untuk mencintai adalah kemampuan untuk mengorbankan diri sendiri. Jika menjadi orang tua, dia menyarankan kita juga harus mengajarkan hal yang sama  kepada anak laki-laki. 

Pada saat saya masih duduk di bangku SMA ada sebuah percakapan yang masih saya ingat kayak Sepupu Perempuan. Ia bilang,” Jadi cewe itu jangan pintar-pintar banget, serem tau, nanti cowo-cowo pada takut sama kamu dan susah dapat jodoh karena cewenya kepintaran. Bahkan kaka pernah ketemu cewe pintar di kampus pada saat itu, dia mengikuti tes TOEFL dan ya rada-rada strees gtu jadinya, kamu jangan sampai gitu deh”. 

Ungkapan sepupu saya di atas memperlihatkan tertanamnya konsep partriaki dalam diri seorang perempuan sehingga menciptakan angapan jika kekuatan mereka tidak boleh lebih unggul dari laki-laki. Padahal menurut saya tidak masalah belajar untuk diri kita sendiri, bukan hanya sekedar untuk pintar saja

Saya terinspirasi perjalanan pendidikan Adichie. Saya kini  mahasiswa Magister Ilmu Pemerintahan Universitas Padjadjaran Bandung,  Jawa Barat. Sejak kecil saya suka belajar dimanapun. Setelah lulus Sekolah Menengah Pertama, saya  merantau untuk menuntut ilmu yang baru. SMA saya di Kalimantan Selatan sebelum  berlanjut ke Kota Samarinda menyelesaikan Pendidikan Sarjana, lantas memilih kota Bandung Jawa Barat untuk Pendidikan Magister.  Setelah lulus sarjana, saya berencana bekerja bukan untuk melanjutkan Pendidikan. Kala itu saya takut jika melanjutkan pendidikan cowok pada kabur, keasikan belajar, dan menjadi terlalu ambisius terhadap pendidikan. Saya ragu melanjutkan ke jenjang Magister karena takut terlalu mengungguli dia dalam Pendidikan. Saya selalu mendukung dia untuk bisa sekolah tinggi, tetapi kami selalu sering mengalami perdebatan yang tak kunjung henti. Katanya, saya gila gelar, ego banget

ANJURAN KE 13 (PERNIKAHAN) DALAM DEAR IJAEWALE

    “ Kapan Menikah?”. Membentuk  anggapan bahwa menikah lambat itu buruk dan kita selalu dikejar-kejar dan berlomba-lomba untuk menempati posisi itu. Alasanya kalau nikah usia muda, biar saat anaknya besar kita masih kuat bekerja untuk mereka dan selisihnya juga tidak jauh-jauh banget. Umur sama pendidikan. Padahal maksud saya bukan seperti itu. Saya mau dia jadi laki-laki sukses dalam pendidikan maupun karier. Akhirnya kami  memutuskan hidup masing-masing.

Tak hanya urusan cowok. Ketika mendekati kelulusan kuliah, seringkali terlontar dari keluarga maupun lingkungan sekitar  yang sering memberikan pertanyaan menyudutkan. Misalnya 24 dan 25 tahun dianggap batas untuk menikah dan punya anak.

Saya jadi ingat anjuran Ke-7  Adichie kepada  Ijaewale, sahabatnya adalah, “Jangan mengatakan padanya bahwa pernikahan adalah pencapaian. Pernikahan itu bisa Bahagia bisa juga tidak, tetapi bukan berarti prestasi. Saya setuju ini. 

Di lingkungan rumah saya, pernikahan dianggap sebagai prestasi. Fenomena generasi ‘Bucin” atau bucin, yang terlalu Baper dengan konten “UWU” menikah muda mendokrin mereka untuk cepat-cepat duduk di pelaminan tapi secara mental belum siap mengalami kehidupan yang sebenarnya, after marriage. 

Munculnya fenomenal istilah-istilah baru yang baru saja muncul kerap digunakan oleh generasi muda di Indonesia adalah bucin, yaitu singkatan dari Budak Cinta. Istilah tersebut ditunjukkan kepada seseorang yang diperbudak oleh “Cinta”, karena ia yang tidak bisa mengontrol diri untuk lepas dari cintanya. Seolah, setiap Langkah yang ditempuh tidak terlepas dari problematika percintaan. Di kalangan muda di Indonesia, fenomenan bucin telah merajarela, terutama dari kalangan SMP, SMA, dan Mahasiswa. Jika hal tersebut di katakana Bucin, karena seseorang yang romantis dengan berfikir dengan nalar. Bahwa adanya sebuah keinginan untuk membahagiakan pasangan dan tidak menjadi jati dirinya sendiri. 

Pengaruh sosial media, tidak terlepas dari keseharian kita. Dan orang-orang yang tidak selalu melakukan chat yang tidak jauh dari perasaan cinta.  Tidak hanya media sosial, film dan drama percintaan juga memainkan peranan penting dalam percintaan di kalangan generasi muda di Indonesia di zaman sekarang ini, bahkan gaya berpacaran muda-mudi di Indonesia banyak dipengaruhi oleh industri skala besar, yaitu media sosial, film dan drama. Dan menyebabkan generasi muda terpengaruh fenomena tersebut  lewat fenomena “Bucin”. Mereka sampai memilih menikah muda untuk menghindari dosa.

Saya dan anak-anak perempuan lainnya juga mendapatkan doktrin bahwa menikah merupakan sebuah pencapaian prestasi, yang diimpikan setiap gadis di dunia. Kita diajak bermimpi menjadi puteri di Negeri dongeng dan berakhir happy ending bersama Pangeran berkuda putih. Lupa jika happy ending dan sad ending  merupakan dua  komposisi yang saling terhubung satu sama lain. 

Jika Adichie mengajak Ijaewale bercakap, Saya mengajak Yuni Safitri, teman saya dulu di Sekolah Menengah Atas. walau jarang bertemu, kami sering berkomunikasi dan berdiskusi. Ia sarjana  Pertanian Universitas Mulawarman dan sekarang mengajar anak-anak baca dan tulis. Saya menanyakan pendapatnya tentang sistem patriarki dalam keluarga dan lingkungan. 

”Kalau saya secara pribadi, orang tua saya tidak mengutamakan laki-laki di keluarga tetapi saya sering punya temen yang punya pola asuh seperti itu. Saya punya temen yang dibesarkan dalam keluarga patriarki, sekarang hidupnya susah banget, tidak bisa daftar CPNS  dan berkembang. Intinya perempuan tidak boleh diatas laki-laki“. CPNS singkatan Calon Pegawai Negeri Swasta.

ANJURAN KE 2 (PERAN GENDER) DALAM DEAR IJAWALE

Sistem patriarki juga masih melekat dalam keseharian keluarga. Contohnya saja dalam pekerjaan mencari nafkah, laki-laki wajib menjadi tulang punggung keluarga. Kemudian istri dituntut untuk patuh terhadap keluarganya dan fokus untuk mengurus anak dan suaminya. Hal yang saya alami dalam keluarga. Ayah saya secara  tidak sadar mendominasi dalam  keluarga. Mama saya masih duduk di bangku kuliah dan menuju semester akhir, saat dia bertemu ayah yang kemudian menjanjikan “Pernikahan”  kepada Mama dengan syarat dia berhenti  kuliah dan menjadi Ibu Rumah Tangga. Kala itu,  Mama mengambil studi Manajemen dengan harapan bisa kerja kantoran, yang tentu saja mewajibkan dia berada di luar rumah. Ayah saya kuatir Mama tak punya banyak waktu buat keluarga. Mama menyetujui syarat  tersebut dan mereka menikah.  Mama menjadi Ibu Rumah Tangga penuh. Untunglah Mama orang yang aktif dalam berkegiatan sosial seperti arisan dan pengajian, sehingga masih leluasa  keluar rumah. Malah saya yang sering di suruh jaga rumah ketika Mama saya jalan untuk bertemu dengan teman-temannya.

Ayah saya juga dari dulu selalu memberikan opsi ke saya, dan mengatakan bahwa perempuan jangan kerja di perusahaan karena bisa menyita waktu untuk keluarga. Jika  sudah menjadi seorang Ibu dan mau tidak mau harus mengalah dan  berhenti dari pekerjaan.  Itulah  sebabnya dia mendorong saya mengambil Jurusan Pemerintahan agar nanti kedepannya bisa bekerja dan membagi waktu untuk keluarga seperti menjadi Pegawai ataupun pengajar. 

Bukan hanya Mama yang mengalami subordinasi, atau menjadi orang kedua dalam mengambil keputusan. Kakak sepupu saya juga demikian, pernah dia mengalami dilema antara  pernikahan dan pekerjaan. Akhirnya dia memilih menikah dan meninggalkan pekerjaannya.

Alternatif yang bisa di lakukan ketika istri ketika tidak bekerja di luar rumah mereka memutuskan untuk membuka toko online ataupun offline untuk membantu suami mereka ataupun penuh sebagai Ibu Rumah Tangga,  sehingga sangat bergantung pada suaminya.  Perempuan rela berkorban serta kehilangan jati diri mereka sendiri, seperti  yang diceritakan Adichie dengan pengalaman pribadi di atas menunjukkan kebanyakan perempuan yang sudah menjadi istri menjadi terbatas dalam melakukan apapun.  Artinya, ketidakseimbangan itu sudah tercipta sejak awal hubungan  laki-laki dan perempuan. Memang perempuan mempunyai alternatif lain setelah mereka menikah.

Sehingga membuat perempuan terisolasi dan tidak bisa mengekspresikan pikiran dan pendapat dia secara leluasa. Adanya sekat penghalang  karena Patriarki yang memang masih dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia.

Sayangnya, Adichie membatasi diri membahas hubungan Gender, sebatas laki-laki dan perempuan. Tak ada percakapan tentang alam disitu. Menurut saya, sebagai bagian dari semesta, percakapan tentang perjuangan hak-hak perempuan juga harus membicarakan bagaimana hubungannya dengan alam, atau belakangan dikenal sebagai cara pandang ekofeminis.

Sebagai pembaca karya Adicihe, saya pun terlarut dalam cerita Dear Ijaewale yang saya rasakan sama dengan pengalaman saya tetapi dari hal tersebut saya ingin menambahkan bahwa bukan hanya relasi perempuan dan laki-laki saja yang dibutuhkan ekofeminisme juga di dalamnya. Saya yang dulunya tidak terlalu peka terhadap lingkungan terutama antara hubungan manusia dengan lingkungannya sekarang menyadari bahwa hal tersebut penting dan hadir dalam kehidupan kita. Konsep ekofeminisme sendiri saya dapatkan dari kelas yang saya ikuti sekarang yaitu Sekolah Literasi Ekofeminis. Ada sebuah sebuah cerita yang selama tanpa saya sadari hadir di dekat dengan wilayah tempat saya tinggal yaitu dampak lingkungan berupa  pencemaran air yang menyebabkan sungai yang berada di dekat tempat saya tidak jernih oleh perbuatan manusia itu sendiri.

Situasi itu terjadi di Desa Batu Butok, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.

DESA PENAMBANG EMAS

Pertama bercerita tentang seorang nenek Tua yang berada di bawah matahari, yang sibuk menusukkan sekop ke tanah berair di area penambangan emas tradisional Batu Batu Butok, Kalimantan Timur. Umurnya, 65 tahun. Dia mencangkul tanah dan menaruhnya ke pendulangan hingga penuh. Setelah penuh, mulailah dia mengayak pendulangan untuk mendapatkan butir-butir emas. Kegiatan Itu dilakukannya berulang kali.

Sudah sepuluh tahun lebih saya melakukan ini,” katanya. Dia biasa bekerja dalam kubangan air berlumpur dari pagi hingga siang, kadang sampai sore hari. Tapi, uang yang dia peroleh tak menentu, bahkan cenderung merosot.

“Emas makin ngalih kami dapatkan. Amun kawa kami dibari pang bibit tanaman gasan behuma (Emas semakin sulit untuk kami dapatkan. Kalau bisa, kami diberi tanaman buat bertani)”, katanya dalam bahasa Banjar ini merupakan bahasa yang berasal dari Kalimantan Selatan. Ibu tua ini mengaku punya sedikit tanah yang bisa digarap. Namun, harapannya tak terpenuhi hingga dia meninggal. Perempuan tua itu meninggal karena kecelakaan saat menyeberang jalan raya di depan rumahnya. Cucunya, berumur 13 tahun, mewarisi harapan itu. Sang cucu mengikuti program pendampingan yang dilakukan Yayasan Padi Indonesia untuk membantu masyarakat setempat mencari mata pencaharian alternatif yang ramah lingkungan untuk mendapatkan item emas. Aktivitas dilakukan berulang kali Penambangan emas yang berdampak menimbulkan emas tersebut terus berkurang, beberapa tempat bahkan telah bahkan telah habis sama sekali emasnya, akan tetapi masyarakat terpinggirikan dan malahan tetap menjadi miskin.

Cerita kedua mengenai sejarah kehidupan (life history) dari seorang perempuan wilayah pedalaman Kalimantan. Kisah hidupnya yang memberikan pelajaran pengalaman dan informasi secara pribadi kepada kepada seorang penulis seperti saya bahwa  ada sesosok perempuan yang bernama “Mama Sugeng” yang memperlihatkan kepada saya secara gamblang bahwa bagaimana terpinggirkannya masyarakat pedesaan oleh program-program pemerintah seperti transmisgrasi, penambangan skala besar, dan penebangan hutan secara komersial. Yang ahkirnya ujung-ujung Kembali kepada situasi yang ironis, dan masyarakat tetap miskin atau malah bertambah miskin di tanah kelahirnnya sendiri. Pada awalnya, dari hasil penjualan emas mampu memperbaiki ekonomi masyarakat sekitar, dapat memenuhi kebutuhan masyarakat berupa sandang dan pangan dengan cukup. Meskipun, harga yang murah dan terjangkau, tetapi tidak bisa mengubah kesejateraan masyarakat yang berada di lingkaran pendulang emas. 

Dari 2 cerita wanita tersebut bahwa secara ekologis, pertambangan emas ini telah merusak lingkungan. Sehingga para penambang membabat dan membuka hutan, dan meninggalkan bekas-bekas lubang penambangan. Kegiatan ini tentu saja mencemari air sungai. Penduduk tidak tau cara memperbaiki lahan bekas pertambangan yang rusak. Serta mengakibatkan daerah garapannya petani mengalami penyusutan di karena pemilik tanah yang terbiasa tergoda dengan untung dan hasil yang besar dari membuka pertambangan emas di wilayah mereka.

MEMIKIRKAN ALTERNATIF

Adapun alternatif yang di berikan, ketika menambang emas tradisional bukan lagi primadona bagi penghasilan warga desa setempat. Beberapa warga mulai melirik cara lain untuk menghidupi keluarganya. Dengan cara membentuk suatu kelompok Tani yang cukup besar dan beranggotakan laki-laki dan perempuan. Dan mulai merencanakan membuka ladang hutan adat. Pada haru yang di sepakati bersama untuk  beralih dari tambang emas ke pertanian.

Kemudian pada Desember tahun 2004, Yayasan PADI Indonesia yang berkantor di Balikpapan Kalimantan Timur melakukan pendampingan masyarakat di lapangan dengan memberikan bantuan kepada masyarakat Batu Butok melalui proses belajar perubahan yang lebih baik. Kegiatan-kegiatan bersama masyarakat, terutama yang berkaitan dengan kerusakn lingkungan yang di akibatkan oleh penambangan emas tradisional. Sehingga menciptkan sumeber pendapatan baru dan ramah lingkungan.  Yayasan PADI menyelenggarakan sejumlah program yaitu pelatihan kelompok swadaya mayarakat dan wanatani dengan budidaya karet. Para pelatih berasal dari berbagai kalangan, berasal dari perwakilan pemerintah Dinas Kehutanan, Dinas Pertambangan , dan Dinas Pertanian Kabupaten Paser. Selain pelatihan, Yayasan PADI mencoba memberikan bantuan berupa bibit-bibit tanaman dan perikanan yang tujunannaya mendorong dan mendukung penduduk desa untuk Bertani tidak lagi menambang emas. Selain menjadi pendamping masyarakat untuk bisa keluar dari aktivitas pertambangan emas, Lembaga tersebut juga memonitor setiap pergerakkan masyarakat dan memfasilitasi pertemuan-pertemuan kampung setiap bulannya.

KESIMPULAN 

Setelah membaca membaca buku “Dear Ijeawale” ini adalah kita harus kritis dan adil jender. Ini yang pertama. Melakukan sesuatu karena kita sadar dan ingin melakukan buat kebahagian diri, tentu tidak terjebak pada egoisme diri.   Kedua, pernikahan bukanlah sebuah pencapaian,  karena dalam pernikahan bisa gagal ataupun bisa bahagia.  Ketiga, ajari bahwa mencintai bukan hanya memberi tetapi sama-sama bisa saling menerima.  Penting mengajarkan nilai-nilai sosial yang sama kepada anak perempuan dan laki-laki. Termasuk mengajari  laki-laki untuk mencintai dan saling menghargai kaum wanita.   Sayangnya, Adichie membatasi diri membahas hubungan jender, sebatas laki-laki dan perempuan. Tak ada percakapan tentang alam disitu. Menurut saya, sebagai bagian dari semesta, percakapan tentang perjuangan hak-hak perempuan juga harus membicarakan bagaimana hubungannya dengan alam, atau belakangan dikenal sebagai cara pandang ekofeminis. Dan saya ingin menambahkan fenomena ekofeminis yang terjadi di Desa Batu Butok menjadi menjadi sebuah pelajaran untuk saya sendiri dan di lingkungan bahwa pengelolaan sumber daya alam yang buruk dan tidak ramah lingkungan terbukti tidak akan bertahan lama, serta tidak dapat menjamin menjadi masa depan yang lebih baik. Di samping itu, menciptakan kerugian lingkungan dan masyarakat tidak dapat memiliki penghasilan yang cukup. Dan harusnya masyarakat memikirkan masa depan depan mereka dengan mencari sumber pendapatan yang baru. Dan untungnya adanya respek yang di berikan peran pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat dan Pemerintah untuk membantu masyarakat memecahkan permasalahnya dengan memberikan bantuan  program pemberdayaan masyarakar.


Daftar Pustaka

Chimamanda Ngozi Adichie.2016. Dear Ijeawele, Or A Feminist Manifesto in FITEEN SUGGESTIONS, Great Britain by 4th Estate 2017.

Yayan Indriatmoko, E. Linda Yuliani, Yunety Tarigan, Farid Gaban, Firkan Maulana, Dani Wahyu Munggoro, Dicky Lopulalan, Hasantoha Adnan. 2007. Dari Desa ke Desa Dinamika Gender dan Pengelolaan Kekayaan Alam. Jakarta : Center for International Forestry Research (CIFOR)

 

 

 

 

Sabtu, 02 Februari 2019

GAGAL Masuk Pascasarjana Unpad Tapi Gak Nyerah untuk Coba Lagi !!!!?!



Sunday, Febuary 2019

Bandung, West Java 




Assalamualakum There :)

Kenalkan Namaku Nita. Alasan ku nulis BLOG ini untuk sharing sama teman-teman  semua tentang Pengalaman ku ikut tes Pascasarjana di Universitas Padjajaran Bandung. Unpad salah satu kampus yang masuk nominasi PTN terfavorite Se-Indonesia. Gak usah panjang lebar deh lansung saja kita mulai cerita nya .........

Aku LULUSAN dari S1 Pemerintahan Integratif Universitas Mulawarman Kalimantan Timur Samarinda. Yah..itu Salah satu PTN yang ada di Samarinda . Ketika lulus S1 sebenarnya aku pengen banget kerja untuk cari pengalaman dulu . Aku Wisuda pada bulan Maret 2018 itu adalah wisuda Gelombang I untuk PTN di Kampusku. Tapi, orang tua merekomendasikan aku untuk melanjutkan ke jenjang Strata 2 . Awalnya aku belum ada niat untuk lanjut kuliah lagi tapi ahkirnya aku berubah pikiran . Yah..Masih muda sih pikir ku kalau Belajar masih Fresh gak terganggu sama pekerjaan jugab dan ortu masih mau membiayai pendidikanku. 

Jadi, aku juga minta saran sama dosenku untuk menlanjutkan Pendidikan yang Linear dengan jurusanku. Dan dosenku merekomendasikan Universitas Padjajaran yang sesuai dengan jurusan ku di S1. 

Bulan April 2018

Aku perdana pergi sendiri tanpa orang tua ku ke Pulau Jawa . 
Tujuanku adalah belajar di Kampung Inggris yang berfokus dengan TOEFL kerena setau ku untuk syarat S2 memilki standar score yang berbeda-beda. Dan sekalian juga aku belajar TPA dengan buku yang aku beli. Persiapan ku di mulai dari bulan April hingga Mei . 

Bulan Mei 2018 

Aku berangkat Ke Bandung untuk mengikuti Tes Kemampuan Akademik dan Tes Kemampuan Bahasa Inggris itu adalah syarat awal untuk Administrasi di Unpad. Kalian akses website tersebut klik S2 Unpad d Google dan buat akun dulu baru bisa daftar , contohnya kaya yang ada di bawah ini yah : 
Awal masuk ke Web S2 Unpad bakal muncul tanmpilan
seperti ini , Dan Kalian harus bikin akun dulu yah biar bisa
daftar TKA sama TKBI nya



 Tanggal 13 Mei 2018 

Aku pergi dari Surabaya ke Bandung. Kebetulan dari tempat menginap ku dekat dengan Lokasi tempat tes yaitu Badan Psikologi Universitas Padjajaran. Pada tanggal 15 Mei 2018 aku pertama kali mengikuti TES POTENSI AKADEMIK untuk first impresion ku sama soalnya bener-bener bikin aku sakit kepala karena beda dengan soal yang ku pelajajari selama ini @_@ plus kita cuma di kasih waktu cuma beberapa menit untuk menjawab tanpa membuka soal yang sebelumnya , kalau tidak !! kita bisa kena diskualifikasi sama penjaganya. Karena aku gak dengar pas di kasih intruksi tadi aku gak sengaja buka soal yang sebelumnya . Untung gak ketahuan Alhamdulillah hehe....

Bentuk soal TKA Unpad ada 7 Sub antara lain :
1. Melatih Daya Ingat Kita seperti Soal cerita gitu , aku kira kaya sinonim sama antoniim rupanya bukan ( Wacananya berupa tentang masalah Lingkungan , Lemak Nabati dan Non Nabati serta Lembaga Intelengensi)
2. Logika dan Nalar
3. Tes Gambar Berupa cermin
4. Tes Bangun Ruang 
5. Ada bentuk soal perbandingan (a<b)(a>b)(a=b) (axb )<berarti jawaban keduanya salah> Ada bentuk soal Rata-rata , Mean dan bentuk seperti diagram.
6. Operasi Bilangan
7. Arimatika Dasar

Selanjutnya,selang 1 minggu dari tes TKA aku mengikuti tes tahapan selanjutnya TKBI

nah..disini karena awalnya aku kurang baca informasi jadi ada 2 tempat untuk mendaftar TKBI yaitu Dipatiukur dan Jatinangor. karena waktu itu aku sembarangan milih tanggal tanpa memperhatikan tempat dan posisi ku aku di Bandung mau nda mau aku ikut tes yang ada di Jatingaor .. Jauh dong ? Tapi mau gimana udah bayar kan sayang uangnya,

Jeng..jenngg 1 minggu setelah tes keluar deh nilai kita dari Websitenya ...sertifikatntya bisa kita ambil di BPIP langsung jangan lupa bawa photocopy KTP yah

Ya Allah..Rendah banget kan. Tapi yah aku Pede aja waktu itu
dengan nilai Score yang aku dapat 397
Dan..Nilai score Toefl juga gak tinggi-tinggi amat :'( 392


Awalnya aku dapat Nilai segitu , agak shock kok rendah banget yah, karena setau ku untuk standar TPA S2 itu minimal 450. Tapi ya dengan percaya diri aku udah daftar S2 duluan sebelum berangkat ke Bandung. Kita bisa daftar S2 duluan tanpa menunggu nilai scoring keluar yang penting kamu udah daftra TPA dan TKBI nya . 

1 Bulan aku persiapan proposal untuk tes Wawancara di Unpad . Sebelum tes wawancara sebenernya aku udah nervous duluan aku juga sempet baca di beberapa blog pengalaman mereka yang masuk Unpad sebagai bahan refensi sih. Lalu, aku latihan dengan beberapa bahan referensi yang aku pelajari. Aku kira kaya sidang skripsi bakal tegang gitu rupanya yang sesulit yang aku bayangkan . Waktu itu yang jadi dosen penguji ku ada Prof Utang dan DR Dede beliau dengan santai memwawancari ku pertanyaan nya berupa alasan mengapa kita mengambil judul proposal kita serta permasalahan yang ada di proposal kita lalu seputaran tentang diri kita serta pernah tidak kita membuat jurnal ?? 

Wawancara selesai ~ BULAN JUNI ada PENGUMUMAN S2 untuk Gelombang I 

Hasilnya yaitu ???????????????????????????????????
Anda TIDAK LULUS ??? Aku Shock berat dan nahan tangisan ku karena gak lolos bener usahaku GAGAL untuk bisa lanjutin S2 di UNPAD , Malam sebelum tidur aku nangis puas-puas di kamar karena keinginan ku gak kesampain . Aku minta nasihat kedua orang tua ku bagaimana baiknya, kan ada universitas swasta lainnya masih buka pendaftaran S2 tapi kata Ayah ku . Sabar..Tunggu MAMAH SAMA AYAH PULANG DARI NAIK HAJI KAMU DAFTAR S2 LAGI.
Nah..Dari sini Aku intropeksi diriku bahwa kalau Aku GAGAL Pasti ada yang salah pada diriku dan kepada Orang Tua ku . Di situ aku berfikir mungkin Usaha ku sebelumnya masih kurang banyak dan doaku dan usaha masih kurang. Dan aku belajar dari teman temanku yang udah LULUS S2 walaupun udah GAGAL 1 KALI. 

1 Bulan berlalu .. Orang Tua ku Baru Pulang NAIK HAJI , aku di amanahkan untuk menjaga rumah seketika mereka pergi Ke TANAH SUCI. Mungkin ada Hikmahnya juga sih .. Kalau aku kemarin LULUS gak bisa antar orang tua ku pergi dan tidak ada yang jaga rumah. Sebenarnya mereka kepikiran kalau aku lulus siapa yang bakal jaga rumah. ya disitu aku selalu berpositif thinking.
Bahwa yang menurut kita Baik belum tentu Baik di Mata Allah begitu juga sebaliknya. Kalau aku LULUS mungkin aku gak bisa liat wajah kedua orang tua ku yang baru pulang menunaikan rukun islam yang ke-5. Alhamdulillah~

Aku juga sempat di ngechat bapak dosenku di kampus kalau aku gak lulus di Unpad dan merekomendasikan kampus lain saja  tapi kata saya , saya masih setia di UNPAD pa saya nunggu gelombang 2 habis orang tua saya pulang dari Tanah SUCI.

Setelah, di tunggu-tunggu gelombang ke 2 telah tiba, aku berpamittan kepada kedua orang tua ku untuk pergi ke Bandung aku minta ridho dan keihklasan mereka untuk kemudahan ku tes di gelombang ke 2 ini. 

Aku ada beberapa trik yang awalnya aku anggap remeh tapi aku PERCAYA ITU BAKAL TERJADI KALAU KAMU BERSUNGGUH SUNGGUH 

Memang sulit untuk yang namanya Istiqomah yang namanya manusih itu cepet LALAI dan LUPA . Tapi aku terapkan 5 hal tersebut dalam keseharianku.



alhamduillah dengan semangat Man Jadda Wa Jadda ya bisa di bilang gak cuma 1 kali aku ikut TPA tapi 4 kali berturut-turut Allah mengabulkan doaku niali tertinggi yang ku dapat yaitu 542 intinya jangan pernah pantang menyerah walaupun udah 1 kali tes ikut aja terus sama dapat nilai minimal . Dan jangan lupa belajar yah

Tips dari aku ketika mengikuti TPA kita 1 kali dulu testimoni sama bentuk soal dan kalau bisa jenis soalnya kamu catat habis selesai tes biar bisa ingat bagaimana bentuk soal yang tadi sudah keluar terus intropeksi kesalahan mu menjawab tadi dan untuk jaga-jaga gengan nilai score yang rendah kalau bisa daftar lagi untuk minggu depannya nya ,,toh bentuk soalnya kan masih bisa di ingat kalau jaraknya hanya 1 minggu. lingakari bentuk bentuk soal yang ada di Buku TPA BAPPENAS yang sama dengan soal yang kamu telah ikuti tadi. terus sering sering latihan hitungan. Itu cara yang efektif dalam mengingat soal yang telah kamu lalui. Walaupun udah 4 kali tes tingkat ke Fokusan juga bisa berbeda-beda . Kalau bisa jangan terlalu memaksakan diri belajar keras sebelum tes TPA itu menggangu daya kosentrasi kalian.

Kalau TKBI itu soal-soalnya random dan gak bisa ketebak intinya kita sering latihan di BUKU TOEFL


Menunggu Tanggal Wawancara karena sudah ada kesiapan mental setelah mengikuti gelombang pertama dengan pertanyaan yang sama dengan sebelumnya dengan waktu yang singkat karena pengujiku baru pulang dari rumah  sakit dan Menunggu Hasil pengumuman S2 Unpad Gelombang ke 2

tralalalal hasilnya adalah ......................................
KADO TERINDAH DI AWAL TAHUN 2019 :""))))))))
Alhamdulillah dengan tekat yang kuat aku bisa menjadi MAHASISWA UNPAD :D Tidak ada Usaha yang Mengkhianati Hasil. Allah Greatest !!!! Aku LANGSUNG sujud syukur dan menelpon kedua orang tua ku . 4 Bulan aku di Kampung orang gak ada saudara ahkirnya dapat kabar Bahagia :""))))) Seneng aku tuh

INTI DARI CERITA KU AMBIL YANG BERFAEDAH BUANG YANG UNFAEDAHNYA. KALAU KAMU BERUSAHA BERSUNGGUH-SUNGGUH INSYA ALLAH GAK ADA YANG GAK MUNGKIN KALAU MASIH GAGAL  BERARTI ADA YANG KURANG DARI DIRI ANDA YAITU KURANG USAHA NYA SAMA DOANYA . SEMANGAT TERUS DALAM MENGEJAR CITA-CITA YAH. Salam Manis Nita :")
































































Rabu, 08 Februari 2017



                             ini kuliah ato numpang eksis ? ato selfie ? kurang tau jg sih ya :D

Kamis 9 Februari 2017

tadi, sih mau nya nonton film india , eh ada dosen yang masuk /_\ mita sama mila nonton film india baru nonton juga sih karena kebanyakan film jadi gak sempet nonton semuanya ^w^


eh, pas aku nulis blog ini ada yg kepo baca loh ? temen sebangku sih .___. dari tadi lirik-lirik ke layar PC ku 

di poto ini ada ukong yg pas liat kamera labgsung eksis Cekrekkkk !!!!! *smile* :D
ini tulisan random alias gak jelas yg pernah aku buat , gak tau juga mau iseng2 aja yg nulis

tipikal mahasiswa/ mahasiswi yg dengerin dosen yg jelasin di depan 

1. model serius ampe teangguk-angguk :"""""""""""""""D

2. ada yang asik sendiri kaya aku contohnya ngetik gak jelas :v

3. diemmm ambil baca novel gk tw dah judulnya apa :"o

3. jabut janggut ampe gundulll Papah stive XD ( Hajang )

4. allaw pelongo-pelongo nda tau knapa ? *o*

5. ada yg men GTA game online tembak-tembakan gaje ( Iber ) :v

6. Maen hp smartphone anak kenkinian . bubuhan selebram dah 

7. ada yg tenganga dengar dosen ( dhiqo)1 

8. ada yg tidurrr ampe lelap ( ding ) 

yaudah sekian aje deh , cerita random di kelasku ku.

see u with my love wakakakakak :""""""""""""""vv

salam syang angkatan 10